Suasana audiensi KPAD Sumsel bersama Pemkot Prabumulih
Prabumulih, MUARASUMSEL.COM - Sekolah dari rumah melalui daring (online) saat masa pandemi covid-19 ini tampaknya bakal segera berakhir di Prabumulih. Pasalnya, Pemerintah Kota Prabumulih diperkirakan bakal memberlakukan sekolah new normal bagi sejumlan sekolah di Prabumulih pada 13 Juli mendatang.
Walikota Prabumulih, Ir H Ridho Yahya MM saat diwawancarai awak media menerangkan, pihaknya menggelar audiensi bersama Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Sumatera Selatan dengan Pemerintah Kota Prabumulih terkait Monitoring, Evaluasi di Sekolah dan Persiapan Penghargaan Gubernur Sumatera Selatan. "Ya kita memaparkan bagaimana cara kita melindungi anak-anak, pertama kita menolak tambang batubara untuk menjaga lingkungan, kedua anak kita dibekali ilmu agama dengan wajib BTA (Baca Tulis Alquran) untuk naik kelas. Dan tadi bicara sekolah new normal juga, bahkan dari sebulan lalu untuk sekolah sudah kita siapkan, bagaimana cara masuknyo, belajarnyo, dan lainnya kita sudah persiapkan," terangnya usai menghadiri acara
audiensi KPAD Sumsel, di Ruang Rapat lantai 1 Pemkot Prabumulih, Senin(6/7/20).
Maka dari itu, sambungnya, dipertengahan Juli mendatang rencananya sekolah new normal khususnya untuk sekolah dibawah naungan Pemkot Prabumulih diperkirakan bakal dimulai. "13 Juli sudah bisa sekolah ya rencanonyo. Tapi infonya juga kita baru dapat bahwa untuk SMA/SMK/MA juga dilimpahkan ke Pemerintah Daerah untuk pemberlakuan sekolah new normal ini. Ya jadi kita akan rapatkan lagi untuk menghadapi new normal ini," tuturnya seraya menegaskan bahwa pihaknya dalam waktu dekat akan segera menggelar rapat bersama seluruh kepala SMA/SMK/MA di kota Prabumulih.
Sebab menurutnya, masing-masing sekolah nantinya diharapkan dapat benar-benar siap menghadapi sekolah new normal ini. "Menghadapi new normal ini harus ekstra. Karena sekolahnya harus siapkan tempat cuci tangan, harus terapkan jaga jarak, kalo 40 (siswa dalam satu kelas, red) dibagi jadi 20, kalau datang harus langsung masuk, pulangnya juga satu-satu," terangnya seraya menyebutkan minimal masing-masing sekolah menerapkan sekolah dua kali (pagi dan siang).
Hal itu menurutnya, memang membuat guru-guru bekerja lebih ekstra. Namun mau tidak mau Pemerintah bakal berlakukan sekolah new normal. "Ya jadi lah, berapa bulan kemarin lah libur,"sebutnya.
Sementara itu, Ketua KPAD Sumatera Selatan, Eko Wirawan SH mengatakan, kita jalankan regulasi nasional terkait Monitoring, evaluasi di sekolah, terlebih 1/3 waktu anak-anak itu ada di sekolah. "Kita adaptasi dengan keadaan covid-19 ini, jadi regulasi yang ada kita motivasi lagi supaya siap menghadapi new normal khusus untuk sekolah," ujarnya saat itu.
Dikatakannya, layak atau tidak layaknya untuk dimulainya sekolah new normal saat ini, itu pertanyaan yang abstrak. "Kita tahu di dunia ini belum ada jawaban itu sudah layak atau belum, tugas kita mempersiapkan diri dan instrumen sekolah itu sudah siap apa belum," sampainya.
Masih kata dia, pihaknya setuju segera diberlakukannya sekolah new normal bila segala sesuatunya sudah disiapkan sekolah tersebut. "Kalau kami setuju asal sudah maksimal, seperti dari fisiknya itu sekolah tersebut ada CCTV, kantin, UKS dan lainnya, sedangkan Non fisik itu guru. Lalu berkaitan dengan covid itu yang standar masker, tempat cuci tangan dan lainya," ungkapnya.
Ditanya apakah Prabumulih sudah layak atau belum ?. Dikatakannya, untuk menjawab hal tersebut
itu bukan kompetensi KPAD. "Kita harapkan bisa dan kita masih harus turun ke lapangan, dan ke khawatiran kita pasti ada, siapapun orang tua pasti khawatir, kita ilustrasikan begini
di dunia ini belum ada satu negara rujukan pun. Jadi wajar khawatir tapi jangan ke khawatiran berlebih, terus kita tarik, jangan dulu sekolah itu suatu mindset yang tidak bijak karena para ahli virus dan WHO memperkirakan virus itu belum selesai selama 5 tahun kedepan.
Kalau kita tarik lagi argumen itu, apakah kita akan menunggu lima tahun lagi baru sekolah, saya rasa agak kurang bijak jadi mau tidak mau harus kita hadapi dengan kita sempurnakan," menurutnya.
"Sedangkan, sekolah daring dalam keadaan darurat itu kita pakai tapi bila sudah stabil itu tidak terlalu efektif dari tatap muka reguler," tandasnya.(01)