Wednesday, April 24, 2019

Antisipasi Kebakaran MHP Siagakan Petugas Damkar


MUARA ENIM,---Kepala Dinas Kehutanan Sumsel, Pandji Tjahjanto S Hut Msi, meminta seluruh perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) dan perkebunan yang ada di Sumsel untuk melakukan pencegahan kebakaran hutan dan lahan memasuki musim kemarau tahun 2019 ini. Soalnya pada tahun 2018 lalu masih terjadi kebakaran hutan kebun dan lahan seluas 41.150 hektar di Sumatera Selatan.

               Penegasan itu disampaikannya saat memimpin apel siaga api  pengendalian kebakaran hutan dan lahan yang dilaksanakan manajemen perusahaan HTI PT Musi Hutan Persada (MHP),  berlangsung di blok Sodong Desa Subanjeriji, Kecamatan Rambang Dangku, Muara Enim, Rabu (24/4).

             Acara yang setiap memasuki musim kemarau dilaksanakan PT MHP ini, dihadiri Direktur Utama PT MHP, Takuya Kuwahara, Direktur Perlindunan Hutan dan Sosial, M Aminullah, Direktur Produksi, Kawakami, Direktur Human Risort, Bambang Hendro Tjahyoko.

              Acara itu dihadiri juga Kabag Ops Polres Muara Enim, Kompol Irwan Andeta, Dandim 0404 Muara Enim, Kepala Dinas Kebakaran Muara Enim, Yulius serta sejumlah pejabat lainnya.

           Menurutnya, apel siaga pengendalian  kebakaran hutan dan lahan yang dilaksanakan manajemen PT MHP, sebagai bentuk komitmen PT MHP untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan memasuki musim kemarau sesuai penjelasan BMKG diperkirakan pada bulan Juni mendatang.  

         Dijelaskannya, upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan  di Sumsel semakin ditingkatkan oleh semua pihak melalui berbagai strategi dan pendekatan yang lebih efektif.

            “Kita ketahui bahwa Sumsel termasuk salah satu provinsi di Indonesia kerawanan kebakaran hutan, kebun dan lahan tinggi. Hal itu dapat dilihat  bencana kebakaran hutan  dan lahan beserta  asapnya  yang besar  di tahun 2015 tercatat mencapai 736,563 hektar,” jelasnya.

           Namun lanjutnya, pada tahun berikutnya yakni tahun 2016 kebakaran hutan, kebun dan lahan mulai menurun  hanya 978 hektar,  tahun 2017  seluas 9.285 hektar dan tahun 2018 menjadi  41.150 hektar. Berarti terjadi penurunan siknifikan.

            Begitu juga terhadap jumlah titik panas (hostpot)  juga terjadi penurunan dari 27.043 titik di tahun 2015 menjadi 1.214 titik di tahun 2017 dan tahun 2018 berjumlah 2.840 titik.

            Menurutnya,  terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Sumsel masih menjadi tinggi dengan adanya gambut yang cukup luas mencapai 1,41 juta hektar atau sekitar seper lima dari luas wilayah Sumsel tersebar di wilayah OKI hingga perbatasan Muba dan Jambi, Muara Enim, OI, Banyuasin dan Rawas Utara.

             “Hingga pertengahan April  tahun 2019 sudah mulai terdeteksi  adanya hostpot berjumlah 46 titik,” jelasnya.
Share:
ingat pakai masker dan sering cuci tangan !!!